A.
Mengendalikan Fungsi Manajemen
1. Definisi
Controlling atau Pengendalian
Pengendalian
(controlling) adalah satu diantara beberapa fungsi manajemen berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan
dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan tujuan yang telah digariskan semula.
Bila ditinjau dari proses, maka proses itu adalah proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan
bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.
2. Langkah-langkah
dalam Pengendalian :
a. Menetapkan
Standar dan Metode Mengukur Prestasi
Kerja
Standar
yang dimaksud adalah criteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni
titik-titik yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur
prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang
perkembangan yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap
langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
b. Melakukan
Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran
prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga
penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin terjadi ari standar dapat diketahui
lebih dahulu.
c. Menetapkan
Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar
Dengan
membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah
ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa
segala sesuatunya beada dalam kendali.
d. Mengambil
Tindakan Korektif
Proses
pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan
penyimpangan yanf terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka
pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah
mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh
individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
3. 4
Langkah atau tekhnik untuk proses perencanaan dan kontrol sebuat produksi.
a. Routing
Langkah
pertama dalam perencanaan produksi dan kontrol. Routing dapat didefinisikan
sebagai proses penentuan jalur (rute) pekerjaan dan urutan operasi.
b. Penjadwalan
Penjadwalan
adalah langkah kedua dalam perencanaan produksi dan kontrol.
c. Dispatching
Dispatching
adalah langkah ketiga dalam perencanaan produksi dan kontrol. Ini adalah
tindakan, melakukan atau tahap implementasi. Muncul setelah routing dan
penjadwalan. Dispatching berarti memulai proses produksi. Ini memberikan
kewenangan yang diperlukan untuk memulai pekerjaan.
d. Tindakan
Lanjutan
Tindak
lanjut atau Expediting adalah langkah terakhir dalam perencanaan produksi dan
kontrol. Ini adalah perangkat pengendali. Hal ini berkaitan dengan evaluasi
hasil. Tindak lanjut menemukan dan menghilangkan cacat, penundaan,
keterbatasan, kemacetan, lubang, dan lainnya dalam proses produksi. Ini
mengukur kinerja aktual dan membandingkannya dengan kinerja yang diharapkan. Ia
memelihara catatan kerja yang tepat, penundaan dan kemacetan. Catatan tersebut
digunakan di masa depan untuk mengontrol produksi.
4. Tipe-tipe
Kontrol dalam Manajemen
(Awal)
Preliminary, Kadang-kadang disebut kendali feedforward, Hal ini harus dipenuhi
sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat
telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya
(Saat
ini) Concurrent, Berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses.
Kadang-kadang disebut Kendali steering, kendali ini memantau operasi dan
aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang
dikerjakan dengan tepat.
(Akhir)
Post-action, Kadang-kadang disebut kendali feedback, Kendali ini mengambil
tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil
akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
Berdasarkan
bagian yang akan diawasi pengawasan dibedakan atas :
1) Pengendalian karyawan (Personal
control).
Pengendalian
ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai,
apakah pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, tata kerja, absensi
pegawai dan lain-lain.
2) Pengendalian keuangan (financial
control).
Pengendalian
ini ditujukan untuk hal-hal yang menyangkut keuangan,tentang pemasukan dan
pengeluaran, biaya-biaya perusahaaan termasuk pengendalian anggaranya.
3) Pengendalian produksi (Production
control).
Pengendalian
yang difokuskan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang
dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4) Pengendalian waktu (Time control).
Pengendalian
ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan
suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5) Pengendalian teknis (Technical
control).
Pengendalian
ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan
tindakan dan teknis pelaksanaan.
6) Pengendalian kebijaksanaan (Policy
control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah kebijaksanaan organisasi
telah dilaksanakan sesuai dengan yang digariskan.
7) Pengendalian penjualan (Sales
control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan terjual sesuai
rencana yang ditentukan.
8) Pengendalian inventaris (inventory
control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui apakah inventaris perusahaan masih ada semuanya
atau ada yang hilang.
9) Pengendalian pemeliharaan
(maintenance control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui apakah semua inventaris perusahaan dan kantor
terprlihara atau tidak,dan mengetahui kerusakan.
5. Fungsi
Pengawasan
Fungsi pengawasan terbagi menjadi 3
macam tipe, yaitu :
a) Pengawasan
Pendahuluan
Pengawasan
ini sering disebut juga dengan Steering Control. Ini dirancang untuk
mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar dan
tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap diselesaikan
(kegiatan belum dilaksanakan).
b) Pengawasan
Concurrent
Pengawasan
concurrent maksudnya pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan melakukan
kegiatan. Pengawasan ini sering disebut pengawasan “ Ya-Tidak “, screening
control, “berhenti terus” dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung.
c) Pengawasan
Umpan Balik
Pengawasan
ini bias juga dikenal sebagai “Past-Action Control” yang mengukur
hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan dan pengukuran ini
dilakukan setelah kegiatan terjadi.
Ketiga bentuk pengawasan ini sangat berguna bagi manajemen karena
memungkinkan manajemen membuat tindakan koreksi dan tetap dapat mencapai
tujuan.
6. Strategi
Controlling untuk Organisasi
Banyak
wanita yang rela mengeluarkan banyak uang untuk urusan fashion. Dan jaman
sekarang sedang banyak wanita-wanita syar’i pun berkembang dalam berbusana.
Oleh sebab itu, bisnis butik pakaian wanita berhijab merupakan sebuah bisnis
bagi wanita untuk wanita yang sangat menjanjikan. Mengapa bisa dikatakan
demikian, karena kebanyakan yang mengelola bisnis butik adalah para wanita dan
konsumennya sebagian besar juga para wanita. Dari berbisnis butik, ternyata
juga bisa menyalurkan hoby bagi para kaum hawa yang mayoritas mereka sangat
menyukai belanja, jalan-jalan, hang out bersama teman-teman, memadu padankan
pakaian beserta aksesorisnya dan berdandan. Di samping hoby bisa tersalurkan,
Anda juga bisa mendapat penghasilan yang lumayan.
7. Strategi
Pemasaran
Salah
satu strategi pemasarannya yang ampuh adalah dengan penawaran dari mulut ke
mulut, seringlah mengikuti berbagai kegiatan di lingkungan Anda seperti acara
pengajian, arisan, atau perkumpulan organisasi lainnya dan tawarkan pada mereka
tentang butik dan produk Anda.
B.
Kekuasaan dan Pengaruh
1. Definisi
Kekuasaan
Kekuasaan
adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan
kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002)
Kekuasaan
merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku
sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
2. Sumber
dan Bentuk Kekuasaan
Kekuasaan
dapat diperoleh karena posisi seseorang (kekuasaan jabatan) dan karena pengaruh
pribadi atas orang lain. Di dalam organisasi kedua macam kekuasaan tersebut
dapat terjadi.
Kekuasaan
jabatan bergantung kepada setinggi apakah jabatan yang dimiliki seseorang.
Semakin tinggi jabatan, akan semakin tinggi pula kekuasaan yang diperoleh.
Meskipun demikian, dalam hal tertentu kekuasaan yang dimilikinya juga dibatasi
oleh kekuasaan yang dimiliki orang lain.
Kekuasaan
pribadi bergantung kepada sejauh mana orang lain mempercayai, mendukung,
menghormati dan terikat kepada pemegang kekuasaan pribadi.Demikian pula, di
dalam organisasi kekuasaan seringkali cenderung berlangsung secara timbal balik
antara atasan dan bawahan. Hal ini dimungkinkan oleh adanya saling membutuhkan
di antara mereka. Atasan mempunyai kekuasaan atas bawahan, tetapi sebaliknya
bawahan juga dapat mempengaruhi kekuasaan yang dimiliki atasan dengan hasil
karya (kinerja) yang ditunjukkan oleh bawahan.
Bentuk-bentuk kekuasaan :
1) Coercive Power (Paksaan)
2) Insentif power ( imbalan)
3) Legitimate power ( sah / resmi )
4) Expert ( pakar atau keahlian )
5) Referent power ( kekuasaan rujukan)
3. Sumber-sumber
Kekuasaan
a) Sumber kekuasaan antar individu
(interpersonal sources of power),
b) Kekuasaan Personal (Personal Power)
c) Sumber kekuasaan struktural
(structural sources of power).
Sumber :
Fayol, H. (1949). General and
Industrial Management. New York: Pitman Publishing. pp. 107–109.
Jones, G. R. (1995). Organizational
Theory . Addison Wesley : Text and Cases
Johnson, R. A. (1976). Management,
systems, and society : an introduction. Pacific Palisades, Calif.: Goodyear
Pub. Co. pp. 148–142.
Rizqi, A, Q. (2012). Langkah-langkah
dalam proses pengendalian.
Robert J. Mockler (1970). Readings in
Management Control. New York: Appleton-Century-Crofts. pp. 14–17.
0 komentar:
Posting Komentar
Koment dengan user Annonymous tidak akan saya balas , Terima kasih atas perhatiannya..