Hubungan
Interpersonal :
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita
berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita
tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship. Dari
segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal,
makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya.
Model-model
Hubungan Interpresonal :
Model Pertukaran sosial( social
exchange model)
dimana
didefinisikan secara singkat bahwa hubungan interpersonal diidentifikasikan
dengan transaksi dagang. Untuk memperoleh sesuatu ada harga yang arus dibayar
(cost-reward).
Model Peranan (role model)
Dalam
model ini, hubungan interpersonal digambarkan sebagai panggung sandiwara.
Individu akan dipandan baik bila dapat memainkan perana sesuai ekspektasi lawan
hubungan. Bila individu tersebut bertindak jauh dari ekspektasi, maka hubungan
interpersonal cenderung akan menjadi lebih renggang.
Model Permainan ( games people play
model)
Untuk
menjelaskan model ini digunakan analisis transaksional dimana manusia
diklasifikasikan dalam tiga karakter, yaitu kepribadian anak-anak, dewasa, dan
orang tua.
Model Interaksional
Interaksi
menurut KBBI (2001:438) didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi,
berhubungan, mempengaruhi, antarhubungan. Dan Model, seperti yang telah saya
sebutkan diatas merupakan gambaran untukmenjelaskan sebuah teori. Model
Interaksional dapat dipahami sebagai gambaran tertentu untuk menjelaskan teori
mengenai suatu bentuk hubungan antara satu pihak dengan pihak lainnya yang
saling melakukan aksi.
Memulai Hubungan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu: a) informasi demografis; b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek); c) rencana yang akan datang; d) kepribadian; e) perilaku pada masa lalu; f) orang lain; serta g) hobi dan minat.
2. Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu: a) keakraban; b) kontrol; c)respon yang tepat; dan d) nada emosional yang tepat. Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah. Faktor ketiga adalah ketepatan respon. Dimana, respon A harus diikuti oleh respon yang sesuai dari B. Dalam percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesanpesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah memberikan respon yang tidak tepat. Faktor terakhir yang dapat memelihara hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi.
Hubungan Peran :
A.Model Peran
Menganggap hubungan interpersonal
sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya
sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.
B. Konflik
Konflik Interpersonal adalah
pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan
atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda status,
jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu
dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam
ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang
tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
C. Adequacy Peran dan Autentisitas
Dalam Hubungan Peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan
pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal
maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan
peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu
situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau
harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.
Intimasi
dan Hubungan Pribadi :
Sebagai konsekuensi adanya daya
tarik menyebabkan interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau
terjalin hubungan intim. Orang-orang tertentu menjadi istimewa buat kita, sedangkan
orang lain tidak. Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan kita, dibandingkan
orang lain. Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan, persahabatan, dan
percintaan. Lebih jauh mengenai bentuk-bentuk hubungan intim tersebut daoat
dijelaskan pada bagian berikut :
1. Persaudaraan
Hubungan intik ini didasarkan pada
hubungan darah. Hunungan intim interpersonal dalam persaudaraan terdapat
hubungan inti ssperti dalam keluarga kecil. Pada persaudaraan itu didlamnya
terkandung proximitas dan keakraban.
2. Persahabatan
Persahabatan biasanya terjadi pada
dua individu yang didasarkan pada banyak persamaan. Utamanya persamaan usia.
Hubungan dalam persahabatan tidak hanya sekedar teman, lebih dari itu diantara
mereka terjalin interaksi yang sangat tinggi sehingga mempunyai kedekatan
psikologis. Indikasi atau tanda-tanda bila dalam hubungan interpersonal terjadi
persahabatan yaitu : sering bertemu, merasa bebas membuka diri, bebasmenyatakan
emosi, dan saling tergantung diantara mereka.
3. Percintaan
Persabatan antar priab dan wanita
bisa berubah mejadi cinta, jika dua individu itu merasa sebagai pasangan yang
potensial seksual. Dalam suatu persahabatan, dapat melahirkan satu proses yang
namanya jatuh cinta. Hal ini terjadi karena ada dua perbedaan mendasar antara
persahabatan dan cinta.
Intimasi
dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran,
untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak
akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa
kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri
sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita.
Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan
demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita. Keinginan setiap
pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati,
dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi
tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan
dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk
bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
(1) kita tidak mengenal dan tidak
menerima siapa diri kita secara utuh.
(2) kita tidak menyadari bahwa
hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
(3) kita tidak percaya pasangan kita
sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia.
(4) kita dibentuk menjadi orang yang
berkepribadian tertutup.
(5) kita memulai pacaran bukan
dengan cinta yang tulus .
Cinta
dan Perkawinan
Cinta
itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk
hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan
dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan.
tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan
masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.
Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.
Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.
Memilih Pasangan :
Memilih
pasangan hidup merupakan sesuatu hal yang sangat penting hukumnya atau (wajib),
Karna dalam hidup apa lagi sih yang kita cari kalo bukan jodoh kita. Salah
satunya pasangan hidup merupakan tujuan utama dalam hidup ini, karna menurut
agama kenapa Allah menciptakan Perempuan dan Laki-laki. agar mereka bisa hidup
berpasang-pasangan.
1.
Pilihlah karena Agamanya.
2. kenali dengan cara menanyakan kepada orang yang paling dekat dengannya dan dapat kita percaya..
3. letakkan niat pada tempat yang benar, karena segala perbuatan membutuhkan dan sangat dipengaruhi niat..
4. Shalat istikharah untuk mohon petunjuk kepada ALLAH juga patut dilakukan..
5. Apabila semua ini telah dilakukan, maka pasrahkan diri kepada ALLAH Subhanahu Wata'ala akan keputusan-NYA, jangan keluh kesah, karena itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah..
6. Dan terakhir, jangan bosan untuk berbekal ilmu pernikahan , karena berbekal ilmu adalah lebih baik daripada tidak membekali diri pada saat masuk ke dunia yang baru.
2. kenali dengan cara menanyakan kepada orang yang paling dekat dengannya dan dapat kita percaya..
3. letakkan niat pada tempat yang benar, karena segala perbuatan membutuhkan dan sangat dipengaruhi niat..
4. Shalat istikharah untuk mohon petunjuk kepada ALLAH juga patut dilakukan..
5. Apabila semua ini telah dilakukan, maka pasrahkan diri kepada ALLAH Subhanahu Wata'ala akan keputusan-NYA, jangan keluh kesah, karena itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah..
6. Dan terakhir, jangan bosan untuk berbekal ilmu pernikahan , karena berbekal ilmu adalah lebih baik daripada tidak membekali diri pada saat masuk ke dunia yang baru.
Hubungan Dalam Perkawinan
Dawn J.
Lipthrott, LCSW,
seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach,
dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan.
Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga
sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi
secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti. Bisa
jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu
berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat
saling merasakannya.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat : Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima : Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih lanjut Dawn menyarankan pula,
“Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa tak
sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan
mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan
pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri,
pasangan, dan juga anak.
Ketika pasangan (suami/istri)
kedapatan beberapa kali bersikap kurang baik, anggap lah ini sebuah ladang amal
sabar. Dan jangan sekali-kali berfikir bahwa hasil dari istikharah ternyata
gagal ketika suatu hari merasa sedikit kesal mendapati kelakukan pasangan Anda
sikapnya kurang baik, harusnya tetap lah berfikir bahwa dia memang pilihan
terbaik yang Alloh pilihkan.
Ketika keadaannya seperti itu tadi,
yang menjadi tantangan untuk Anda lakukan adalah menunjukan sikap yang lebih
baik dari dia, agar Anda menjadi contoh kebaikan untuknya, karena tidak selesai
hanya berharap saja dia harus lebih baik dari Anda, tetapi kita harus melakukan
sesuatu untuk menjadi jalan perubahan untuknya. Karena bisa jadi begini,
sekarang memang pasangan Anda belum baik, tapi yakin lah bahwa suatu saat dia
akan lebih baik dari Anda, kontribusi motivasi dari Anda diperlukan juga
untuknya.
Terjadinya sebuah Ikatan tali
pernikahan, tidak berarti semuanya menjadi serba cocok, serba lancar dan jauh
dari Masalah. Tidaklah begitu adanya, ada baiknya kita perlu berfikir begini: "dia
bukan aku dan aku bukan dia, aku adalah aku begitu pun dia! tapi aku adalah
bagian dari dia dan dia bagian dari aku. Karena aku Mencintainya, jadi aku harus
bisa memakluminya dan berusaha untuk terus bersikap baik, lebih baik darinya
hingga sikapku bisa menjadi contoh kebaikan untuknya."
Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat
pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk
kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari
ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup
yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah
perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan
banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta
terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah
perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan
kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat
menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit
mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya, diperlukan
penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri
dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah,
berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang bilang pertengkaran
adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya,
tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan
terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
Perceraian dan Pernikahan Kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah
indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru
banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi
keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk
menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka
tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya
kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena
kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil
keputusan.
Apa yang akan mempengaruhi peluang
untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda
pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki
beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan
sosial.
Sebagai manusia, kita memang
mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang
baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode
tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang
sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya.
Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat
manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan
kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada kalanya,
hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat jenuh dalam
pernikahan.
Esensi dalam pernikahan adalah
menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan
pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin sukses dalam pernikahan
baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan
masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi
pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang
lebih baik.
Alternatif Selain Pernikahan
Paradigma terhadap lajang cenderung
memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah?
Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada banyak alasan untuk tetap
melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang
menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang
tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang
memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin
bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut
berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan
untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah
sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang. Persepsi
masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman,
juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang,
mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria
maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup
menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik. Alasan yang paling sering dikemukakan
oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi
jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang
bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap
pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan
yang sangat posesif dan cemburu. Banyak perusahaan lebih memilih karyawan yang
masih berstatus lajang untuk mengisi posisi tertentu. Pertimbangannya, para
pelajang lebih dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaan. Hal ini juga menjadi
alasan seorang tetap hidup melajang.
Banyak pria menempatkan pernikahan
pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat prioritas utama. Dengan
hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus pada pekerjaan,
sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh. Biasanya, pelajang
lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota dalam jangka waktu
yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah. Kemapanan dan kondisi
ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa kurang
percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara,
perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan
memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil
keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang mengatakan seorang masih
melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin mendapat pasangan yang
sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan adalah untuk seumur
hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita dengan seorang yang
tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada menikah akhirnya
berakhir dengan perceraian. Lajang pun lebih mempunyai waktu untuk dirinya
sendiri, berpenampilan lebih baik, dan dapat melakukan kegiatan hobi tanpa ada
keberatan dari pasangan. Mereka bebas untuk melakukan acara berwisata ke tempat
yang disukai dengan sesama pelajang. Pelajang biasanya terlihat lebih muda dari
usia sebenarnya jika dibandingkan dengan teman-teman yang berusia sama
dengannya, tetapi telah menikah. Ketika diundang ke pernikahan kerabat,
pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun datang, mereka berusaha untuk
berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang dan sesama pelajang. Hal ini
untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana dari kerabat yang seusia
dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul? Sudah ada calon?
Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk dijawab oleh
pelajang. Seringkali, pelajang juga menjadi sasaran keluarga untuk dicarikan
jodoh, terutama bila saudara sepupu yang seumuran telah menikah atau adik sudah
mempunyai pacar. Sementara orangtua menginginkan agar adik tidak melangkahi
kakak, agar kakak tidak berat jodoh. Tidak dapat dipungkuri, sebenarnya lajang
juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki pasangan untuk berbagi dalam
suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran yang telah memiliki sepasang
anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka belum menemukan pasangan
atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka untuk tetap menjalani hidup
sebagai lajang. Melajang adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa,
selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya
dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang telah cocok di hati. Kehidupan
melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah
pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu
jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu
bersama di hari tua.
Arus modernisasi dan gender membuat para perempuan Indonesia dapat menempati
posisi yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang
mempunyai penghasilan lebih besar dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan
melajang, terutama kota-kota besar, mendorong perempuan Indonesia untuk hidup
sendiri.
Sumber :
http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/11/hubinterpersonal.pdf
http://pemulihanjiwa.com/teori-teori-hubungan-interpersonal-2.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Perkawinan
http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta
Adhim, Mohammad Fauzil (2002) Indahnya Perkawinan Dini Jakarta: Gema Insani Press (GIP)
http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta
Adhim, Mohammad Fauzil (2002) Indahnya Perkawinan Dini Jakarta: Gema Insani Press (GIP)
0 komentar:
Posting Komentar
Koment dengan user Annonymous tidak akan saya balas , Terima kasih atas perhatiannya..