4/19/2015 05:45:00 PM
0


Anggota Kelompok :
Aldian Ismantoro (10513611)
Dimas Adityo S   (12513475)
Septian Ari Atmojo (18513379)
Yasir De Mahendra (19513407)

A. Teori Pendorong Kreatifitas

1. Motivasi intrinsik untuk kreatifitas

Dorongan untuk mewujudkan potensinya, mewujudkan diri, berkembangan dan menjadi matang, menggungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang.
Merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Ada dalam tiap individu, tapi membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.

2.  Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif

Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong munculnya kreativitas. Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. Individu memerlukan kondisi yang mempk dan memungkinkan individu tersebut mengembangkan sendiri potensinya. Maka penting mengupayakan lingkungan (kondisi eksternal) yang dapat memupuk dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan kreativitasnya. Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif.

B. Teori-teori tentang kreatif

1. Teori Wallas

Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang dikemukakan dalam buku The art of Thought. Yang mengatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap yaitu: (1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, (4) verifikasi.
Pada tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya. Pada tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data atau informasi tidak dilanjutkan oleh individu. Tahap inkubasi ialah tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri sementara dari masalah tersebut, tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi menaruhnya ke alam pra sadar. Tahap iluminasi ialah tahap timbulnya “insight” dimana timbul inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas memerlukan pemikiran yang kritis dan konvergen.

2. Teori tentang belahan otak kanan dan kiri

Proses pemikiran untuk menyelesaikan masalah secara efektif melibatkan otak kiri atau otak kanan dengan mengombinasikan pemikiran logis dan kreatif dimana otak kiri memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, sedangkan otak kanan berurusan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi.

Bagan Proses Pimikiran Otak

Belahan Otak Kiri
Belahan Otak Kanan
Intelek
Intuisi
Konvergen
Divergen
Intelektual
Emosional
Rasional
Metaforik, intuitif
Verbal
Non Verbal
Horizontal
Vertikal
Konkret
Abstrak
Realistis
Impulsif
Diarahkan
Bebas
Diferensial
Eksistensial
Sekuensial
Multipel
Historikal
Tanpa Batas Waktu
Analitis
Sintesis, Holitik
Eksplisit
Implisit
Objektif
Subjektif
Suksesif
Simultan

C. Belajar Kreatif

1. Pengertian

Tornace dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1987:34) berpendapat bahwa belajar kreatif adalah “menjadi peka atausadar akan masalah, kekuarangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada, ketidak harmonisan dan sebagainya. Mengumpulkam informasi yang ada, membataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak ada, mencari jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya, menyempurnakan dan akhirmnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya”.
 
2. Liputan proses belajar kreatif

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yang professional dalam menyusun program pembelajaran yang dapat meningkatkan  kreativitas siswa dalam belajar yaitu:
·         Menciptakan lingkungan di dalam kelas yang merangsang belajar kreatif
1.      Memberikan Pemanasan
2.      Pengaturan Fisik
3.      Kesibukan Dalam Kelas
4.      Guru sebagai Fasilitator

·          Mengajukan dan mengundang pertanyaan
1.      Tehnik Bertanya
2.       Metode Diskusi
3.      Metode Inquiri-Discovery

·          Mengajukan pertanyaan yang menantang (provokatif)
Salah satu cara untuk merangsang daya pikir kreatif adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang (provokatif) antara lain dengan menanyakan apa kemungkinan-kemungkinan akibat apabila suatu kejadian yang telah terjadi, atau dengan menanyakan suatu kejadian yang telah terjadi, atau dengan menanyakan kemungkinan-kemungnkinan akibat dari suatu situasi yang memang belum pernah terjadi, tetapi siswa harus membayangkan apa saja kemungkinan-kemungnkinan akibatnya andaikan kejadian atau situasi itu terjadi di sini.
Memadukan perkembangan kognitif (berfikir), afektif (sikap) dan Psikomotorik (perasaan).Dalam rangka membangun manusia seutuhnya perlu ada keseimbanganaantara semua aspek perkembangan yaitu perkembangan  mental intelektual, perkembangan social, perkembanan emosi (kehidupan perasaan) dan perkembangan moral.

3. Mengapa belajar kreatif itu penting?

Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990:37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting.
·         Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.

·         Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan.
  • Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.
  • Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.

Membuat Bahan Bakar Nabati dari Buah Maja

Sekelompok siswa SMAN 5 Denpasar Bali dapat memanfaatkan buah maja untuk dibuat menjadi sebuah bahan bakar nabati untuk menjadi bahan bakar alternative bahan bakar minyak yang sekarang mulai cukup mahal dan mulai langka.
Siswa menyebutkan bahwa buah maja tersebut memiliki kandungan glukosa yang sangat tinggi dari glukosa tersebut di ubah kembali dan di olah menjadi bioethanol, untuk mendapatkan bahan bakar nabati pertama tama buah maja di fermentasi selama 4 – 7 hari menggunakan khamir Saccharomyces yang terdapat dalam ragi kue, proses tersebut bertujuan untuk merubah glukosa mejadi alcohol.
Setelah itu lakukan pemisahan campuran sesuai dengan titik didihnya sehingga dihasilkan bioetanol yang siap digunakan sebagai bahan bakar. Untuk menghasilkan 1 liter bioetanol, dibutuhkan sedikitnya 25 buah maja.
Hasil uji coba menunjukkan mendidihkan air dengan bahan bakar nabati ini hanya membutuhkan waktu sekitar 4 menit, sedangkan dengan minyak tanah membutuhkan waktu sekitar 7 menit.
Siswa SMAN 5 Denpasar tersebut langsung mencoba bahan bakar nabati dari buah maja itu untuk menggoreng lumpia. Hasilnya, lumpia lebih cepat matang daripada digoreng dengan bahan bakar minyak.
Sudah dipastikan bahan ini adalah sebuah inovasi terbaru dimana buah maja yang tadi nya tidak terkenal atau dibuang begitu saja ternyata sangat bermanfaat bagi kita ketikan buah maja ini di fermentasi menjadi sebuah alcohol dan dicoba untuk menggoreng sebuah lumpia dan hasil nya minyak yang terbuat dari hasi fermentasi buah maja tersebut lebih cepat panas ketimbang bahan bakar minyak lain nya sehingga dapat menghemat bahan bakar minyak yang sudah ada.

Penjelasan :
Siswa SMAN 5 Denpasar membuat bahan bakar nabati dari buah maja. Proses pembuatannya sendiri sangat mudah, yaitu buat maja awalnya di fragmentasi terlebih dahulu menggunakan ragi kue, setelah itu pemisahan campuran sesuai dengan titik didihnya sehingga menjadi Bioetanol.
Inovasi ini sangat membantu masyarakat, karena buah maja yang tadinya hanya di buang begitu saja oleh masyarakat, dapat di olah menjadi bahan bakar di saat tingginya bahan bakar minyak bumi, bahan bakar ini sangat mudah di buat dan mudah di perbaharui kembali. Bahan bakar ini sangat membantu masyarakat kecil dalam menghadapi permasalahan tingginya harga bahan bakar minyak.




MINIATUR VESPA DARI KALENG MINUMAN BEKAS
Pria berusia 40 tahun ini membuat miniatur Vespa. Bahan dasarnya kaleng bekas minuman berbagai merek. Apapun minumannya, kalengnya menjadi sebuah miniatur Vespa unik nan cantik.

Di rumah yang menjadi workshop mininya, Ujang mengasah bakat kreatifnya. Berbekal perkakas semacam gunting, tang, lem, dan penggaris, minimal 6 kaleng minuman disulap menjadi miniatur Vespa.


Ditemui di rumahnya di Jalan Ciparay No 196 RT 4/2 Kelurahan Kujangsari Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung, Jumat (3/4/2015), Ujang menuturkan awal ketertarikannya pada miniatur Vespa.

"Saya belajar otodidak. Memang suka saja hal yang berbau seni. Sudah berbagai macam pekerjaan dicoba, tetapi balik lagi ke kerajinan atau pernak pernik," ujarnya.

Suatu waktu, Ujang melihat kumpulan kaleng bekas di sekitar rumahnya. Dia kumpulkan, lalu mengalir saja sampai akhirnya menjadi sebuah Vespa mini.

Beberapa teman memujinya, bahkan ada yang memesan. Dia pun mengulik keterampilan barunya itu, tetapi menjadi lebih detail supaya mirip dengan Vespa sebenarnya.

"Pas awal, saya bikinnya bisa seharian. Pikir-pikir capek. Lalu saya bikin pola dulu supaya cepat produksi. Bikinnya butuh kesabaran, jangan sampai jenuh. Kalau males bisa buntu," katanya.

Ujang memilih kaleng. Alasannya cukup sederhana, selain langka, kaleng lebih alami tanpa perlu sentuhan modern. Sementara kalau kayu memerlukan perkakas yang cukup mahal dan merepotkan.

Sebenarnya bukan hal susah bagi Ujang untuk membuat miniatur Vespa dari kayu. Sebelum memutuskan menjadi seniman kaleng, Ujang pernah bekerja di perusahaan pengolahan kayu. Bahkan dia pernah membuat wayang kayu.

"Dulu bikin dari kayu, tetapi distop. Dari kaleng itu langka yang buat. Kalau kayu terlalu umum. Ini alami tanpa mesin. Kalau kayu harus dibor, diampelas," tuturnya.

Untuk satu mainan Vespa, Ujang menghabiskan sekitar 4 sampai 6 kaleng minuman, tergantung besar kecilnya Vespa. Sehari, 10 miniatur Vespa digarapnya. Itu pun berkat pola yang sudah dibuatnya. Dulu, sehari hanya 2 Vespa mini yang bisa dibuatnya.

"Saya sengaja pengen nongol merek kalengnya. Satu Vespa bisa habis empat kaleng, Kalau yang besar, ada boncengannya, butuh enam kaleng. Ya ini dilakukan karena hobi. Lihat warna dan bentuk, saya buat. Saya tambahin per supaya terlihat hidup. Misalnya ketiup angin digeboy," kata Ujang sambil tertawa.

Penjelasan :
Pemanfaatan sampah dengan cara daur ulang dapet menghasilkan produk kreatifitas yang sangat unik dan memiliki nilai yang tinggi. Inovasi tersebut dapat mengurangi sampah yang tidak dapat di perbaharui menjadi barang yang memiliki nilai jual. Dengan cara seperti ini masyarakat kecilpun dapat meningkatkan ekonomi kemasyarakatan dengan mengolah bahan baku tersebut.
Sehingga dapat menambah penghasilan tambahan dari mengolah barang bekas tersebut. Kaleng yang tadinya hanya memiliki nilai yg rendah kini setelah menjadi produk jadi memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat mendongkrak perekonomian kemasyarakatan.


Sumber:
https://ranijelita.wordpress.com/2012/12/15/mengapa-belajar-kreatif-itu-penting/
https://totoyulianto.wordpress.com/2013/03/09/pengertian-kreativitas-belajar-menurut-para-ahli/
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/10/teori-wallas-teori-tentang-proses.html

0 komentar:

Posting Komentar

Koment dengan user Annonymous tidak akan saya balas , Terima kasih atas perhatiannya..