Kepribadian adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia
Psikologi, kepribadian seseorang bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh
reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam berbagai keadaan. Untuk definisi
kepribadian hampir bisa dikatakan tidak ada suatu kesepakatan definisi dari
keseluruhan pandangan yang pernah dilontarkan.
Sehat merupakan bagian dari harta manusia yang tak
ternilai harganya. Sehat merupakan anugerah dari Sang Maha Pencipta untuk
makhluk hidup melakukan perbuatan mulia sehingga sehat dapat di pandang indah
untuk selalu disandang oleh individu yang sadar akan hal tersebut.
Gordon
Allport
Kepribadian
yang matang Oleh Gordon Allport:
Saat
ini teori-teori Allport (tentang kepribadian yang sehat) tetap relevan. Berikut
adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang
sehat:
1. Perluasan
Perasaan Diri
ketika
seseorang menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri.
Tidak cukup sekadar berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri.
Lebih dari itu, ia harus memiliki partisipasi yang langsung dan penuh, yang
oleh Allport disebut "partisipasi otentik". Dalam pandangan Allport,
aktivitas yang dilakukan harus cocok dan penting, atau sungguh berarti bagi
orang tersebut. Jika menurut kita pekerjaan itu penting, mengerjakan pekerjaan
itu sebaik-baiknya akan membuat kita merasa enak, dan berarti kita menjadi
partisipan otentik dalam pekerjaan itu. Hal ini akan memberikan kepuasan bagi
diri kita. Orang yang semakin terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas,
orang, atau ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku bukan hanya
untuk pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga dan teman, kegemaran,
dan keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.
2. Relasi
Sosial yang Hangat
Allport
membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu
kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan untuk merasa terharu. Orang yang
sehat secara psikologis mampu mengembangkan relasi intim dengan orangtua, anak,
pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan
perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik. Adaperbedaan hubungan
cinta antara orang yang neurotis (tidak matang) dan yang berkepribadian sehat
(matang). Orang-orang neurotis harus menerima cinta lebih banyak daripada yang
mampu diberikannya kepada orang lain. Bila mereka memberikan cinta, itu
diberikan dengan syarat-syarat. Padahal, cinta dari orang yang sehat adalah
tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Jenis
kehangatan yang lain, yaitu perasaan terharu, merupakan hasil pemahaman
terhadap kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa.
Orang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan,
ketakutan, dan kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.
3. Keamanan
Emosional
Kualitas
utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi keberadaan
mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif
terhadap kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak tertawan
oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu.
Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu hubungan
antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi diarahkan ke
dalam saluran yang lebih konstruktif. Kualitas lain dari kepribadian sehat
adalah "sabar terhadap kekecewaan". Hal ini menunjukkan bagaimana
seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau
kehendak. Mereka mampu memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang
sama. Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan tak aman dan ketakutan.
Namun, mereka tidak terlalu merasa terancam dan dapat menanggulangi perasaan
tersebut secara lebih baik daripada kaum neurotis.
4. Persepsi
Realistis
Orang-orang
sehat memandang dunia secara objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis
kerapkali memahami realitas disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan
ketakutan mereka sendiri. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau
situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka
memahami realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan
dan Tugas
Allport
menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalam
pekerjaan tersebut. Kita perlu memiliki keterampilan yang relevan dengan
pekerjaan kita, dan lebih dari itu harus menggunakan keterampilan itu secara
ikhlas dan penuh antusiasme. Komitmen pada orang sehat atau matang begitu kuat,
sehingga sanggup menenggelamkan semua pertahanan ego. Dedikasi terhadap
pekerjaan berhubungan dengan rasa tanggung jawab dan kelangsungan hidup yang
positif. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas
untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis tanpa
melakukan pekerjaan penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan
keterampilan.
6. Pemahaman
Diri
Memahami
diri sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami
diri sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk mencapai pemahaman diri
yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya.
Jika gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya,
individu tersebut semakin matang. Demikian juga apa yang dipikirkan seseorang
tentang dirinya, bila semakin dekat (sama) dengan yang dipikirkan orang-orang
lain tentang dirinya, berarti ia semakin matang. Orang yang sehat terbuka pada
pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif. Orang yang
memiliki objektivitas teradap diri tak mungkin memproyeksikan kualitas
pribadinya kepada orang lain (seolah orang lain negatif). Ia dapat menilai
orang lain dengan seksama, dan biasanya ia diterima dengan baik oleh orang
lain. Ia juga mampu menertawakan diri sendiri melalui humor yang sehat.
7. Filsafat
Hidup
Orang
yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang.
Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai
tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan
tersebut sebagai keterarahan (directness). Keterarahan itu membimbing
semua segi kehidupan seseorang menuju suatu atau serangkaian tujuan, serta
memberikan alasan untuk hidup. Kita membutuhkan tarikan yang tetap dari tujuan
yang bermakna. Tanpa itu mungkin kita mengalami masalah kepribadian.
Carl Rogers
Memahami
dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers yang meliputi
1. Perkembangan
kepribadian “self”
2. Peranan positive regard dalam
pembentukan kepribadian individu
3. Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhya
A. Perkembangan
kepribadian “self”
Inti
dari teori- teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri
untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah- masalah psikisnya
asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan
individu untuk aktualisasi diri. Rogers menerima istilah self dari pengalaman-
pengalaman realita masing- masing individu. Dalam setiap bertambahnya umur
,anak bisa berubah sifat dan perilaku. Dan seorang ibu bisa memperhatikan
perkembangan anak, dari waktu ke waktu dan seorang ibulah yang memelihara dan
mendidiknya dan tidak di serahkan kepada baby sister
B. Peranan positive regard dalam
pembentukan kepribadian individu
Setiap
manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan,
penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain. Kebutuhan
ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi
menjadi 2 yaituconditional positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang berfungsi sepeuhnya
adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Mengapa?
Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang
yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
C. Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhnya
Menurut Rogers, orang yang sehat
secara psikologis akan lebih mudah beradaptasi
Karena
orang psikologis bisa melihat dan menilai sifat-sifat seeorang maka dari itu
dia mudah beradaptasi. Kedua, manusia –manusia masa depan akan lebih
terbuka atas pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan
lebih mendengar dirinya dan memperhatikan perasaan bahagia,
marah,kecewa,ketakutan, dan kelembutan mereka. Ketiga, dari manusia masa depan
adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya pada masa sekarang. Merujuk
kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang sebagaikehidupan
eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai kebutuhan untuk menipu
diri mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat orang lain kagum.
Keempat, manusia masa depan akan tetap percaya terhadap kemampuan diri mereka
untuk merasakan hubungan yang hamonis dengan orang lain. Kelima,
manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-batasan
buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar ataupun
yang tidak. Keenam, manusia masa depan mempunyai kepercayaan pada
kemanusiaan. Mereka tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk
kepentingan pribadi; peduli pada orang lain dan akan siap membantu apabila
diperlukan; akan mengalami kemarahan, tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak
akan menyerang secara tidak asuk akal melawan orang lain; serta akan merasa
agresi, tetapi akan mengalihkannya kea rah yang sepatutnya .
Terakhir,
karena manusia masa depan terbuka dengan semua pengalaman, mereka akanlebih
menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak mendistori
stimulus internal ataupun menahan emosi mereka .
Rogers
meberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
a. Keterbukaan
pada pengalaman
b. Kehidupan
eksistensial
c. Kepercayaan
terhadap organism sendiri
d.
Perasaan bebas
e. Kreatifitas
Abraham Maslow
Teori Kepribadian Abraham Maslow:
1. Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama
Maslow menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang terpadu dan
terorganisasi, sehingga motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu adalah
motivsi individu seutuhnya bukan bagian darinya. Menurut maslow manusia harus
diselidiki sebagai sesuatu yang totalitas, sebagai suatu system, setiap bagian
tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain. Pernyataan ini hampir menjadi
aksioma yang diterima oleh semua orang, yang kemudian sering dilupakan dan
diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian. Penting sekali untuk selalu
disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang melakukan eksperimen atau menyusun
suatu teori motivasi yang sehat.
2. Hirarki Kebutuhan
Maslow
mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia
menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat
yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi,
orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut.. Maslow membuat
tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima karakteristik. sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan
hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal,
seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan,
harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi
orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat
lain kecuali makanan. Tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini
adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri
manusia yang sangat merasa kekurangan segala-galanya dalam kehidupannya, besar
sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis
dan bukan yang lain-lainnya. Dengan kata lain, seorang individu yang melarat
kehidupannya, mungkin sekali akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan
ini
b. Kebutuhan akan rasa aman
Setelah
kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan Maslow sebagai
kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam
kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut,
cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas,
dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya
seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan.
Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu.
Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak
aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan
stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing
dan tidak diharapkan. Untuk pribadi yang sehat, kebutuhan rasa aman tidak
berlebih-lebihan atau selalu mendesak. Kebanyakan diantara kita ini tidak
menyerah atau sama sekali tunduk kepada kebutuhan-kebutuhan rasa aman, tetapi
dalam pada itu juga kita merasa tidak puas kalau jaminan dan stabilitas sama
sekali tidak ada.
c. Kebutuhan sosial
Setelah
terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan
akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan
menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini,belum
pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya seorang sahabat,
kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan
penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat
(peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk
mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin
telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah
meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting.
Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial,
penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu. Maslow percaya
bahwa makin lama makin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta kerena
mobilitas kita.begitu sering kita berganti rumah, tetangga, kota, bahkan
pathner, sehingga kita tidak dapat berakar. Kita tidak cukup lama berada
disuatu tempat untuk mengembangkan perasaan yang memiliki. Banyak orang dewasa
merasakan kesepian dan terisolasi, meskipum mereka hidup ditengah-tengah orang
banyak.
d. Kebutuhan akan penghargaan
Maslow
membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan secara internal dan
eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri,
kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,
ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal)
menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan,
ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang
yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan
lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan
menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta
perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini
adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat
perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng
atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut
Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia
untuk tumbuh berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut oleh Maslow
sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat
untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut
kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul
setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara
memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting
dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan
kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia
berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan
antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer
yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian.
Dalam konteks ini, piramida kebutuhan Maslow yang berangkat dari titik tolak
kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri diputarbalikkan. Dengan demikian
perilaku organisme yang diharapkan bukanlah perilaku yang rakus dan
terus-menerus mengejar pemuasan kebutuhan, melainkan perilaku yang lebih suka
memahami daripada dipahami, memberi daripada menerima.
Konsep
yang mendasar bagi teori maslow adalah manusia di motivasikan oleh sejumlah
kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan
berasal dari sumber genetis atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak
semata-mata bersifat fisiologis tetapi juga psikologis. Kebutuhan-kebutuhan itu
merupakan inti dari kodrat manusia, hanya saja manusia lemah dan mudah
diselewengkan dan dikuasai oleh proses belajar, kebiasaan atau tradisi yang
keliru. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah aspek instrinsik kodrat manusia yang
tidak akan mati karena kebudayaan. Suatu kebutuhan dapat dikatakan sebagai
kebutuhan dasar jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. ketidak-hadirannya
menimbulkan penyakit
2. kehadirannya
mencegah timbulnya penyakit
3. pemulihannya
menyembuhkan penyakit
4. dalam situasi tertentu yang
sangat komplek dan dimana orang bebas memilih, orang yang sedang berkekurangan
ternyata mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan lainnya.
5. Kebutuhan
itu tidak aktif, lemah atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang
sehat.
Suatu
catatan yang diberikan oleh Maslow bahwa meskipun kebutuhan manusia
bertingkat-tingkat, namun jangan terlalu kaku menanggapinya, mungkin saja orang
yang belum terpenuhi kebutuhan makanannya juga menginginkan rasa aman, atau
orang yang belum sempurna rasa amannya juga menginginkan kasih sayang atau
orang pada tingkat rendah mungkin akan terpuaskan hanya dengan makanan saja dan
seterusnya.
Kepribadian
sehat menurut Maslow:
Maslow
berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia
telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing
person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self actualizinga-needs person,
dengan nama metamotivation, meta-needs B-motivation, atau being values (kebutuhan
untuk berkembang). Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu
mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau deficiency.
Di bawah ini ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi
·
Metanees : Sikap percaya, bijak dan baik, indah (estetis), kesatuan
(menyeluruh), energik dan optimis, pasti, lengkap, adil dan altruis, berani,
sederhana (simple)
·
Metapologis : Tidak percaya, sinis dan skeptic, benci dan memuakkan, vulgar dan
mati rasa, disintegrasi, kehilangan semangat hidup, pasif dan pesimis, kacau
dan tidak dapat diprediksi, tidak lengkap dan tidak tuntas, suka marah-marah,
tidak adil dan egois, rasa tidak aman dan memerlukan bantuan, sangat komplek
dan membingungkan
Mengenai
self-actualizing person,atau orang yang sehat mentalnya, Maslow
mengemukakanciri-cirinya sebagai berikut:
1) Mempersepsi
kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam
menjalaninya
2) Menerima
dirinya sendiri, orang laindan lingkungannya.
3) Bersikap
spontan, sederhana, alami, bersikap jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4) Mempunyai
komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami
orang lain).
5) Bersikap
mandiri atau independen.
6) Memiliki
apresiasi yang segar terhadap lingkungan di sekitarnya
7) Mencapai
puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan
yang luar biasa. Pengalaman ini cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan
8) Memiliki
minat social, simpati, empati dan altruis
9) Sangat
senang menjalin hubungan interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan
orang lain
10) Bersikap
demokratis (toleran, tidak rasialis, dan terbuka)
11) Kreatif
(fleksibel, spontan, terbuka dan tidak takut salah).
Pandangan
maslow tentang hakikat manusia yaitu manusia bersifat optimistik, bebas
berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil,
dan baik. Menurut dia kepribadian itu dipengaruhi oleh hereditas dan
lingkungan. Dalam kaitannya dengan peran lingkungan, khususnya di sekolah dalam
mengembangkan self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang
sebaiknya membantu siswa menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri.
Diantaranya:
1) Membantu
siswa untuk mengeksplorasi pekerjaan
2) Membantu
siswa untuk memehami keterbatasan (nasib) dirinya
3) Membantu
siswa untuk memperoleh pemahaman tentang nilai nilai
4) Membantu
siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga
5) Mendorng
siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya
6) Memfasilitasi
siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan
rasa diakui).
Erich Fromm
Erich Fromm yang pernah menuliskan “kita adalah
orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan keperluan-keperluan masyarakat
dimana kita hidup”. Karena kekuatan-kekuatan sosial dan kultur begitu penting,
fromm percaya bahwa perlu menganalisis struktur masyarakat. Jadi kodrat
masyarakat adalah kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian manusia. Apakah
suatu kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang
membantu atau mengambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
Fromm memberikan suatu gambaran yang jelas tentang
kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai sepenuhnya, kreatif,
memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia
dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat,
berhubungan dengan dan berakar didunia, subjek atau pelaku dari diri dan nasib,
dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang. Akan tetapi ada salah satu pengertian dimana kepribadian
sehat dan produktif benar-benar menghasilkan sesuatu dan merupakan hasil yang
sangat penting dari individu, yakni diri. Orang-orang sehat menciptakan diri
mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, dengan menjadi semua menurut
kesanggupan mereka dan memenuhi semua kapasitas mereka.
·
Pengertian dasar dari teori fromm
Fromm adalah seorang teoretikus kepribadian yang handal,
beliau sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx. Tulisan-tulisan fromm
dipengaruhi oleh pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi,
kesusasteraan dan filsafat. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang
yang merasa kesendirian dan terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan
orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies
binatang hal itu adalah situasi khas manusia. Anak, misalnya, bebas dari
ikatan-ikatan primer dengan orang tuanya, tetapi dengan akibat bahwa ia merasa
terisolasi dan tak berdaya.
Dalam teorinya tentang irasionalitas manusia, fromm
mengembangkan dan memperhalus teorinya sendiri tentang kepribadian dalam suatu
seri buku-buku yang sangat populer pada saat itu. Sistemnya menggambarkan
kepribadian sebagai suatu yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan sosial yang
mempengaruhi individu dalam masa kanak-kanak dan juga oleh kekuatan-kekuatan
historis yang telah mempengaruhi perkembangan spesies manusia.
Fromm menulis “kita adalah orang-orang yang harus menjadi
sesuai dengan keperluan-keperluan masyarakat di mana kita hidup ”. karena
kekuatan sosial dan kultural begitu penting, from percaya bahwa perlu
menganalisis struktur masyarakat (masa lampau dan sekarang) dikarenakan
memahami struktur anggota-anggota individu dalam masyarakat itu. Jadi, kodrat
masyarakat adalah kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian manusia.
Sebagaimana halnya kebudayaan, maka sama halnya dengan individu. Apakah suatu
kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu
atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk
kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefinisikan
menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan
kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya
individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Kerena itu kesehatan
psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha individu jika dibandingkan
dengan usaha masyarakat. Faktor kuncinya ialah bagaimana suatu masyarakat
memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
Suatu masyarakat tidak sehat atau sakit menciptakan
permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan
menghalangi pertumbuhan yang terjadi dalam setiap individu. Suatu masyarakat
membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lainnya, menjadi
produktif dan kreatif, mempertajam dan memperhalus tenaga pikiran dan
objektifitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu yang berfungsi
sepenuhnya.
Fromm percaya bahwa kita semua memiliki suatu perjuangan
yang melekat pada diri kita untuk kesehatan dan kesejahteraan emosional, suatu
kecenderungan bawaan untuk kehidupan yang produktif, untuk keharmonisan dalam
cinta. Dengan adanya kesempatan, kecenderungan yang diwariskan ini akan berkembang,
yang memberikan individu berkembang untuk menggunakan sepenuhnya potensi yang
ada.
Menurut fromm, kita adalah makhluk yang unik dan
penyendiri. Sebagai akibat dari evolusi hewan yang sederhana, kita tidak
bersatu dengan alam; kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku
binatang, tingkah laku kita tidak terkait pada mekanisme-mekanisme instinktif.
Akan tetapi perbedaaan yang sangat penting antara manusia dengan binatang
adalah terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal.
·
Kepribadian yang sehat menurut Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian
yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki
kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri
secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan
dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas
dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi
produktif , yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian
yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow.
Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari
potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata
itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi
kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap
orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap
diri sendiri.
Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat
membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif.
Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang produktif,
kebahagian dan suara hati.
a. Cinta yang
produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana
rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang
produktif merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih
sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena
cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian,
tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.
b. Pikiran yang
produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas.
Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek
pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
c.
Kebahagian adalah
suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif;
kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa
suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang
“dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling
luhur.
d. Suara hati memiliki
dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanistik. Suara hati
otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang
memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara
dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman
kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang
bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyikapi
seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan seluruh
persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm di
tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau
menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit,
maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup
dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan
produktivitas.
·
Ciri-ciri kepribadian yang sehat
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari
dikotomi kebebasan dan keamanan.
1. Hubungan
manusia menyadari hilangnya ikatan
utama dengan alam dan dengan satu sama lainnya. Kita mengetahui
bahwa kita masing-masing terpisah sendirian dan tak berdaya. Sebagai akibatnya,
kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang-orang lain; kita harus
menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan
ikatan-ikatan yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa pemuasaan kebutuhan
untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini sangat penting untuk
kesehatan psikologis. Tingkah laku yang irasional, bahkan penyakit jiwa,
merupakan akibat yang tidak dapat dielakan karena kegagalan dalam memuaskan
kebutuhan ini. Dalam sistem fromm, orang-orang yang tidak dapat mengamati dunia
secara objektif, yang dapat mengamatinya hanya menurut proses-proses batin,
telah mengundurkan diri kedalam diri mereka dan kehilangan seluruh kontak
dengan kenyataan. Inilah definisi tradisional tentang penyakit jiwa.
2. Trasendensi
trasendensi
berhubungan erat dengan kebutuhan akan hubungan seperti kebutuhan manusia untuk
mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari
kodrat kelahiran dan kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan,
manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk
yang aktif dari kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan
menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia
mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai
suatu perasaan akan maksud dan kebebasan.
3. Berakar
hakikat dari kondisi manusia seperti kesepian dan tidak
berartihal ini timbul dari pemutusan ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa
akar-akar ini orang tak akan berdaya, jelas merupakan kondisi yang amat berat.
Cara yang ideal ialah membangun suatu perasaan persaudaraan denag sesama umat
manusia, suatu perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam
masyarakat. Perasaan solidaritas denagn orang-orang lain ini memuaskan
kebutuhan akan berakar, untuk yang mengkoneksikan dan berhubungan dengan dunia
luar.
4. Perasaan
identitas
manusia juga membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai
individu yang unik, suatu identitas menempatkannya terpisah dari orang-orang
lain dalam hal perasaanya tentang dia, siapa dan apa. Cara yang sehat untuk
memenuhi kebutuhan ini ialah individualitas, proses seseorang menciptakan suatu
perasaan tertentu tentang identitas diri. Orang-orang yang mengalami
individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti lebih
mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh
orang-orang lain.
5. Kerangka
orientasi
bersambung dengan pencarian suatu perasaan diri yang unik
ialah suatu pencarian frame of reference atau konteks dengan
mana seseorang menginterprestasikan semua gejala dunia. Setiap individu harus
merumuskan suatu gambaran konsisten tentang dunia yang memberikan
kesempatanuntuk memahami semua peristiwa dan pengalaman. Dasar yang ideal untuk
kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk
mengembangkan suatu gambaran realitas dan objektif tentang dunia. Terkandung
dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia secara objektif, untuk
menggambarkan dunia denagn tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa
subjetif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan didalam diri.
Dari uraian sederhana diatas dapat disimpulkan bahwa
kepribadian sehat adalah milik dari setiap individu, pada dasarnya manusia
dilahirkan dalam kondisi yang bahagia didalam keadaan menyakitkan sekalipun.
Pribadi yang sehat terdapat di setiap insan manusia yang mau menerima
kekurangan dan kelebihan dengan penuh bahagia serta menyadari arti kehidupan
dengan penuh kebijaksanaan. Maka dari itulah kepribadian yang sehat itu muncul
Sumber :
Corey, G. 2003. Teori dan Praktek
Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama
Hall S, C
.,& Lindzey, G. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius. Yogyakarta
Schultz, D.psikologi
pertumbuhan : model – model kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.
0 komentar:
Posting Komentar
Koment dengan user Annonymous tidak akan saya balas , Terima kasih atas perhatiannya..