Tugas 4
ARTIFICIAL
INTELLIGENCE (AI)
A.
Sejarah
AI
Tahun 1950-an Alan Turung, seorang
pionir AI dan ahli matematika Inggris melakukan percobaan. Turing yaitu sebuah
komputer melalui terminalnya ditempatkan pada jarak jauh. Di ujung yang jauh
dan terminal dengan software AI dan diujung lain ada sebuah terminal
dengan seorang operator. Operator tersebut tidak mengetahui jika di ujung
terminal lain dipasang software AI. Mereka berkomunikasi dimana terminal
diunung memberikan respon terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh
operator. Dan operator tersebut mengira bahwa ia sedang berkomunikasi dengan
operator lainnya yang berada pada terminal lain. Turing beranggapan bahwa jika
mesin dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan orang
lain, maka dapat dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas (seperti layaknya
manusia)
B.
AI
dan Kognisi Manusia (Mesin Berfikir)
Manusia dibekali kecerdasan yang
luar biasa. Pada usia 3 tahun, dia sudah mampu mengenali berbagai macam benda
walaupun hanya terlihat sebagian. Ketika melihat sebagian ekor cicak, maka dia
akan dengan mudah mengenali bahwa hewan tersebut adalah cicak yang sedang
bersembunyi dibalik bingkai lukisan. Pada usia dewasa, kecerdasannya terus
berkembang dengan pesat, mulai dari kecerdasan kognitif, emosional dan
spiritual. Sampai saat ini belum ada satu mesinpun yang mampu menyamai
kecerdasan manusia secara keseluruhan. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan
berusaha mempelajari kecerdasan manusia. Dari pemikiran para ilmuwan tersebut,
maka lahirlah AI sebagai cabang ilmu yang berusaha memahami kecerdasan manusia.
Dukungan perkembangan teknologi, baik hardware maupun software
yang sangat beragam. Hingga saat ini AI telah menghasilkan banyak piranti
cerdas yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Hingga saat ini pula AI
terus dipelajari dan dikembangkan secara meluas maupun mendalam.
C.
AI
dan Sistem Pakar (ELIZA, Parry, Net Talk
a) ELIZA
Eliza
adalah salah Sistem Pakar yang dikembangkan pada tahun 1966. Ini adalah program
computer terapis yang dibuat oleh Joseph Weizenbaum di MIT. Pengguna
berkomunikasi dengannya sebagaimana sedang berkonsultasi dengan seorang
terapis.
b) Parry
Parry
adalah Sistem Pakar yang dikembangkan di Stanford University oleh seorang
psikiater, Kenneth Colby, Hilf, Webber dan Kreamer pada tahun 1972 yang
mensimulasikan seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori
menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoid memang ada, perbedaan respon
psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan
penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan
antara respon simulasi computer dan respon manusia.
c) NET Talk
d) NETTalk merupakan suatu sistem yang
dikembangkan oleh Terrence Sejnowski dan Charles Rosenberg (1987) yang
melakukan konversi teks bahasa Inggris menjadi suara bicara manusia. Pembuatan
NETTalk dimaksudkan untuk membangun model sederhana yang dapat menjelaskan
kompleksitas tugas dari tingkat kognisi manusia.
e) Sistem ini bisa belajar membaca
dengan bunyi keras. Stimulinya berupa rangkaian huruf tercetak, yang tersusun
26 abjad ditambah spasi. Responnya berupa bunyi yang menyerupai penuturan,
terbentuk dari 55 fonem (bunyi ucapan) yang ada pada Abjad Fonetik
Internasional. Pembuatan NETTalk dimaksudkan untuk membangun model sederhana yang
dapat menjelaskan kompleksitas tugas dari tingkat kognisi manusia.D. Penggunaan
AI sebagai expert system yang dapat digunakan untuk mendukung system
pengambilan.
D.
Keputusan
(Diagnosa)
Dapat diketahui bahwa AI adalah
sistem untuk mengetahui dan memodelkan proses- proses berpikir manusia dan
mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia. Serta sistem pakar
(expert system) merupakan suatu sistem yang menggunakan pengetahuan
manusia dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya dikerjakan oleh
seorang pakar. Dari kedua pengertian tersebut dapat di kaitkan bahwa AI adalah
suatu proses untuk menirukan manusia yang dikerjakan oleh pakar.
Contoh kasus :
Untuk meringankan
tugas manusia dapat kita lihat pada robot atau mesin yang dikendalikan oleh komputer
tetapi masih dapat bernalar, seperti memutuskan sebuah tindakan dapat di lihat
pada robot-robot asal jepang yang dapat memainkan biola, melayani kostumer
restoran dan membersihkan meja, robot anjing dan kucing yang beraktivitas
sesuai dengan program yang ia miliki berdasarkan apa yang ia tangkap dari
lingkungannya atau sentuhan yang ia rasakan, ada pula robot penjinak bom,
sosialita dan penari, serta mesin-mesin dan robot-robot produksi. Pemikiran
tersebut dituangkan oleh beberapa pembuat film, dimana pada film-film tersebut
robot telah memiliki dan mengembangkan kecerdasannya sendiri, sehingga ingin
disetarakan bahkan dianggap lebih tinggi ketimbang manusia. Beberapa film
tersebut adalah transformer, astroboy, terminator dan lain-lain.
Beberapa film
tersebut merupakan film hollywood, Amerika. Film tersebut menceritakan mesin
yang ingin merdeka, bahkan berposisi dalam tingkatan kasta diatas manusia,
mesin dan komputer dalam film ini memiliki hasrat atau keinginan untuk
mendapatkan kepuasan, dengan kata lain robot-robot dalam film-film tersebut
memiliki emosi dan sifat layaknya manusia. Namun sampai saat ini belum ada
robot ciptaan manusia yang bisa berpikir layaknya manusia, karena robot atau
kecerdasan buatan dibuat sesuai atau berdasarkan sistem yang telah dibuat oleh
manusia sehingga robot hanya bisa berpikir atau melakukan sesuatu sesuai dengan
input data yang telah di masukkan. Oleh sebab itu, kisah robot pada film-film
diatas hanya fiktif belaka yang dibuat berdasarkan pemikiran penulis atau pembuat
ceritanya. Di dunia seperti ini tidak ada robot yang seperti pada film tersebut
yang bisa berpikir layaknya manusia.
Sumber :
Carr, Nicholas.
2010. The Shallows. Jakarta: Mizan
Kusrini.
(2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.
McLeod,
R., & Schell, G. P. (2007). Sistem informasi manajemen. Jakarta:
Salemba Empat.
Rich,
E. & K. Knight. (1991). Atrificial intelligence. New York:
McGraw-Hill.
Solso R.L, Machlin
O.H & Machlin M.K. (2007). Psikologi Kognitif, Terjemahan : Rahardanto M.
& Batuadji K. Jakarta : Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar
Koment dengan user Annonymous tidak akan saya balas , Terima kasih atas perhatiannya..