Contoh Kasus : Phobia Sosial
Doni adalah murid salah satu sekolah dasar di Semarang, ia
memiliki masalah ketidakmampuan menjalin hubunga sosial yang baik dengan teman
sebayanya dikarenakan terlalu banyak bermain game online. Semakin berjalannya
waktu dan ketidakmampuan Doni untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi,
masalah Doni ini menjadi meluas. Tidak hanya dengan teman-teman sebayanya
tetapi juga dengan guru-guru pengajar.
Yang menjadi perhatian adalah ketika Doni berbicara dengan
orang lain. Tidak terfokus dengan lawan bicara, hanya tersenyum-senyum sambil
menggerakkan kepalanya dengan hitungan patah-patah seperti boneka kayu yang
kaku dan pandangan kosong lurus ke depan. Hitungan fokus untuk menatap lawan
bicara hanya kurang dari 6 detik dan fokus pada topik pembicaraan hanya kurang
dari 9 detik. Pola seperti ini, terulang terus menerus ketika Doni dihadapkan
pada situasi yang mengharuskan dia untuk berkomunikasi dengan dua orang atau
lebih.
Pola yang terulang terus-menerus setiap kali berbicara
dengan Doni,membuat teman-teman sekelasnya menjauhi Doni. Bahkan ada seorang
guru yang membentak Doni dengan menggunakan kata “gendheng dan autis.”
Masalah baru muncul. Doni tidak hadir di sekolah sampai
hampir 1 minggu. Menurut pengakuan ibunya, setiap disuruh berangkat ke sekolah,
badan Doni mendadak panas dan kakinya dingin yang disertai dengan diare. Empat
surat izin tidak masuk karena sakit dari orang tua Doni, terdapat diatas meja
kerja guru. Tiga kali diperiksakan ke dokter oleh orang tuanya, tidak diketahui
adanya penyakit berbahaya. Menurut analisa dokter, sakitnya Doni dikarenakan Doni
mengalami stres berat dan ketakutan akan sesuatu. Kepada ibunya, Doni bercerita
kalau dia takut berhadapan dengan guru yang mengatakan dia gendheng dan autis.
Sehingga membuat dia takut berangkat ke sekolah.
Gejala yang dialami oleh Doni, menunjukkan bahwa Doni
terserang Phobia Sekolah. Menurut Jacinta F. Rini, phobia sekolah adalah bentuk
kecemasan yang tinggi terhadap sekolah yang biasanya disertai dengan berbagai
keluhan yang tidak pernah muncul atau pun hilang ketika “masa keberangkatan”
sudah lewat atau pada hari Minggu atau hari libur. Phobia sekolah dapat
sewaktu-waktu dialami oleh setiap anak hingga usianya 14-15 tahun, saat dirinya
mulai bersekolah di sekolah baru atau menghadapi lingkungan baru atau pun
ketika ia menghadapi suatu pengalaman Doni yang tidak menyenangkan di sekolah.
Pendekatan Psikoanalisis :
Sigmund Freud
mengatakan bahwa gangguan ansietas (salah satunya gangguan fobia) sebagai
akibat konflik yang berasal dari kejadian-kejadian pada fase perkembangan
psikoseksual yang tidak terselesaikan dengan baik; pada pasien fobia mekanisme
pertahanan ego yang dipakai adalah displacement (memindahkan situasi yang tidak
bisa diterima ke situasi yang lebih bisa diterima). Beberapa penelitian
melaporkan hubungan dengan kebiasaan menghalang-halangi anak pada masa
kecilnya.Freud pertama kali membahas rumusan teoritis terbentuknya fobia pada kasusnya yang terkenal, “Little Hans”, bercerita tentang seorang anak laki-laki usia 5 tahun yang takut terhadap kuda.1 Hans pernah melihat seekor kuda jatuh dan kemudian berkembang satu ketakutan bahwa kuda akan jatuh dan menggigitnya. Freud dapat menunjukkan bahwa kuda tidak ada hubungannya dengan ketakutan Hans yang sebenarnya, tetapi sebagai simbol menggantikan ayahnya yang ditakutinya secara tidak sadar. Gigitan kuda menjadi simbol (secara tidak sadar) ancaman kastrasi oleh ayahnya. Ketakutan terhadap si ayah telah direpresi dan diganti ke objek lain. Freud percaya bahwa baik dorongan seksual atau agresif, atau gabungan keduanya bersamaan, menjadikan adanya kekuatan bertahan dalam melawan dorongan tersebut.
Prinsip teori psikoanalitik adalah ide / pikiran yang merupakan sumber asli ketakutan telah digantikan (replaced) menjadi fobia objek lain yang memunculkan (represent) sumber aslinya secara simbolik; melalui represi dan displacement, sumber asli ketakutan tersebut tidak diketahui oleh individu.1,2.
0 komentar:
Posting Komentar
Koment dengan user Annonymous tidak akan saya balas , Terima kasih atas perhatiannya..